Ingin aku bertanya,
Dapatkan aku menjamu rasamu ?
Sungguh, ingin kupinang ia dengan hangat, agar kalut tak suguhkan rasa.
ingin kusetubuhi ia dengan penuh cinta, agar harap tak lahirkan sedu.
Lumuri aku dengan cintamu.
Biarkan dia bersetubuh dengan darah dan mengalir di urat nadi sampai ke detak jantungku.
Biarkan aku mabuk berkepanjangan dengan cita tentang dirimu.
Deraskan seluruh kasihmu.
Biarkan dia mengisi sela-sela di setiap jaring-jaring waktu yang kulalui.
Biarkan aku menghirup namamu di sela napasku itu.
Aruskan sayangmu padaku.
Biarkan dia mengikut bersama jejakku hingga aku bisa mengais setiap napasmu.
Janganlah terengah-engah disetiap langkahmu, karena akulah pengikut setia jejakmu.
Kau dengan nama indah, kusebut namamu dengan merdu
“cahaya surga."
Oh mahluk Tuhan yang hijau,
Ingin ini bukanlah dongeng yang direngekkan bayi kepada ibunya untuk dibaca sebelum tidur.
Ingin ini bukanlah pantun yang harus memakai sampiran tuk sampai ke makna.
Ingin ini bukanlah sekadar sajak yang ditulis oleh pemula dengan meminjam kata dari pujangga.
O mahluk Tuhan yang hijau,
Ingin kudengungkan pada semua
Aku cinta kau.
Kau dengan nama indah, kusebut namamu dengan merdu
“cahaya surga.”
O mahluk Tuhan yang hijau,
Kaulah cahaya surga dalam kehidupan yang menerangi rasaku.
Aku cinta kau.
kau yang menjadi pemilik cahaya surga.
Wahai cahaya surga, aku cinta kau.
Kau dengan nama yang kusebut dengan merdu
Hingga mampu merindingkan seluruh tubuhku.
Sekali lagi, ingin kueja rasa yang kusuguhkan padamu
C-I-N-T-A = cinta.
Kudengungkan dengan merdu namamu untuk rasaku,
Wahai pemilik cahaya surga aku cinta kau.
( )